Alhamdulillah, Segala Puji Syukur bagi allah yang telah mengizinkan kami mengikuti program Sandwich ke negeri kincir angin. Program ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan studi kami S3 di Elektro ITS. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada PPS ITS, DIKTI/DITNAGA, dan Kampus UNY tercinta.
Program sandwich terlaksana mulai tanggal 24 Oktober 2010 sd 24 January 2011 di kampus UMCG (University Medical Centre Groningen), Groningen, Netherlands. Banyak sekali manfaat dan hikmah yang kami rasakan, baik yang bersifat budaya, gaya hidup, dan sudah barangtentu "keilmuan". Keramahan Prof dr. G.J. Verkerke pembimbing kami, maupun Ward supervisior harian kami akan menjadi inspirasi tersendiri dalam "penunaian tugas kami" nantinya.
Mencoba Instrumentasi EMG ditemani oleh teknisi handal "ED de Jong"
Suasana kerja di laboratorium UMCG yang cukup Kondusif
Di depan kampus UMCG bagian selatan
Suasana santai dengan teman teman Laboratorium di Hall UMCG
Simbol "Kucing dan Anjing" yang melambangkan simbol akur-nya dunia riset dan aplikasi (dalam dunia kedokteran). Simbol kucing dan anjing ini terletak di de brug yang menghubungkan antara kampus UMCG dengna rumah sakit.
Bersama Prof dr G.J. Verkerke dan E.B. Van der Houven
Penutup "stoma" bagi pasien Laringectomies yang dikembangkan oleh UMCG
Musim gugur di Groningen
Salah satu Peternakan Kuda di Groningen
Dalam acara "Love For Indonesian" sebuah acara penggalangan dana untuk merapi, Sebagian masyarakat belanda ikut turut serta melakukan penggalangan dana.
Saat awal turunya salju...
Bakda mengikuti acara kajian keislaman di Rotterdam (Di depan sebuah masjid) bersama PIPPKSNL
Di depan apartemen "Kajuit 144, Groningen"
Melihat dari dekat "kincir angin"
Asyiknya bersepeda ke "lokasi kincir angin"
Berkunjung ke kampus "university twentee, Enschede". Gambar tsb merupakan salah landscape khas kampus UT Enschede.
Walaupun sebuah stasiun kecil, akan tetapi smuanya nampak rapi dan bersih.
Di Groningen hanya ada dua masjid, yakni Masjid Turki (gambar diatas) dan masjid Maroko.
Stasiun Kereta Api Amsterdam nan eksotik. Apalagi saat musim salju.
Di depan pertokoan "volundam", Sebuah daerah dipantai dekat amsterdam. Volundam terkenal dg masyarakat yang sangat menjaga nilai nilai budaya tradisional belanda.
Pakaian khas "volendam". Orang bilang, belum ke Belanda jika belum mencoba pakain ini.
Bertemu masyarakat suriname "jawa" yang di Belanda. Luar biasa, seperti saudara sendiri. ngobrol pake bahasa jawa. Mas archie (jaket merah-hitam) sering memasak kan untuk kami makanan khas Jawa "SOTO".
Di salah satu sudut kota groningen
Di tengah tengah kerumunan masyarakat belanda. Di "grothe mark" roningen.
Sesaat setelah kajian islam bersama deGromist, "groningen Muslim"
Rabu, 08 Juni 2011
Rabu, 12 Mei 2010
MULTIPLEKSER & DEMULTIPLKSER
Pernahkah anda mendengar multiplekser? Dimana? Secara sederhana MULTIPLEXER (MUX) dikatakan sebagai DATA SELECTOR / pemilih data, mana yang akan dilewatkan dan mana yang akan ditahan. MUX juga dapat dikatakan sebagai sebuah devais digital yang memiliki fungsi memilih salah satu dari sejumlah saluran input untuk ditransmisikan ke satu output. Prinsipnya sama seperti saklar pemilih, dari 2n buah input dipilih melalui n buah jalur pemilih (DATA SELECT), jalur mana yang akan disalurkan ke output. Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah.
Gambar Ilustrasi Multiplexer
MUX juga dilengkapi dengan ENABLE yang berfungsi untuk mengaktifkan devais.
DEMULTIPLEXER
DEMULTIPLEXER (DMUX) bekerja berkebalikan dengan MULTIPLKSER. Jika Mux dikatakan sebagai data selector, maka demultiplekser dapat dikatakan sebagai DATA DISTRIBUTOR. DMUX juga dapat didefinisikan sebagai sebuah devais yang memiliki satu saluran input data, n saluran pemilih data, dan 2n saluran output yang dapat mengirim dari satu sumber input ke satu dari beberapa tujuan.
Sebuah DECODER dapat digunakan sebagai DEMUX. Yang perlu diperhatikan apabila ingin menggunakan DECODER sebagai DEMUX adalah dengan menggunakan salah satu input (ENABLE) sebagai saluran DATA input. Sedangkan input-input yang lain berfungsi sebagai saluran DATA SELECT. Perubahan ini diilustrasikan pada Gambar dibawah.
Kamis, 08 April 2010
Kamis, 25 Maret 2010
Pengambilan Data Awal Riset
Betapa sungguh mahalnya harga kesehatan. Mereka yang terkena kanker larying studium lanjut, harus dioperasi, diangkat total laryngnya. Yang pada akhirnya menjadikan mereka tidak lagi bisa berbicara.
Gambar di bawah adalah Saat kami berkunjung ke Paguyuban Wicara Esophagus (PWE) Jakarta. Bertempat di salah satu ruangan Rehabilitasi Medis RSCM jakarta. PWE adalah para penyandanag tuna laryng yang berlatih berbicara melalui suara perut. Kami ditemani oleh dr Nury (pengasuh PWE jakarta) dan dr Nyilo (pengasuh PWE Jatim).
Sebelumnya kami juga berkunjung ke PWE jatim.
Gambar di bawah adalah Saat kami berkunjung ke Paguyuban Wicara Esophagus (PWE) Jakarta. Bertempat di salah satu ruangan Rehabilitasi Medis RSCM jakarta. PWE adalah para penyandanag tuna laryng yang berlatih berbicara melalui suara perut. Kami ditemani oleh dr Nury (pengasuh PWE jakarta) dan dr Nyilo (pengasuh PWE Jatim).
Sebelumnya kami juga berkunjung ke PWE jatim.
Info lanjut tentang paguyuban wicara esophagus, silahkan kunjungi link berikut:
Langganan:
Postingan (Atom)